Hai, Gen Z Muslim! Pernah ngebayangin road trip bareng bestie, eh
tapi malah dikejar-kejar musuh? Atau move on dari zona nyaman demi
sesuatu yang lebih baik? Nah, kisah hijrahnya Nabi Muhammad SAW itu kayak
kombinasi keduanya, tapi levelnya LEGENDARY. Gak cuma sekadar pindah
kota, tapi game-changer total buat sejarah Islam. Yuk, kita
rewind dan ambil life lessons-nya yang masih
bangeet relevan buat kita sekarang!
Kenapa Sih Nabi Harus Hijrah? Dari Mekah ke Madinah
Singkatnya, Mekah udah makin toxic. Dakwah Nabi SAW yang menyerukan tauhid dan keadilan bikin para pemuka Quraisy baper berat. Mereka ngerasa
kepentingan bisnis (berhala = money magnet) dan status quo mereka terancam.
Intimidasi, boikot ekonomi, sampai percobaan pembunuhan pun dilancarin.
Kondisinya udah gak feasible buat dakwah terbuka apalagi hidup aman. Allah
SWT punya rencana besar!
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya." (QS. Al-Anfal, 8:30)
Ayat ini ngegambarin betapa gentingnya situasi waktu itu. Tapi lihat! Allah
Maha Berencana. Dia udah siapin tempat baru: Madinah (dulu Yatsrib), di mana
sekelompok orang udah pledge allegiance sama Nabi SAW lewat Bai'at Aqabah.
Mereka siap nyambut dan lindungi Rasulullah SAW dan para sahabat. Hijrah ini
bukan kabur, tapi strategic move atas perintah Allah.
Perjalanan Malam yang Penuh Drama & Keajaiban
Ini bagian yang seru kayak adegan film! Nabi SAW gak berangkat sendiri, tapi
ditemenin ride or die-nya, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Mereka harus low
profile banget. Bahkan, Ali bin Abi Thalib RA rela tidur di tempat tidur Nabi
demi ngelabui para pengejar yang udah ngepung rumahnya. Salute buat
keberanian Ali!
- Escape Plan Keren: Mereka keluar rumah belakang diam-diam, ngelintasin barisan pengejar yang lagi tidur (bayangin tegangnya!). Trus bersembunyi di Gua Tsur, di atas bukit di luar Mekah.
- Keajaiban di Gua Tsur: Ini mungkin bagian paling mind-blowing-nya. Para pengejar sampe nongkrong di depan mulut gua. Abu Bakar RA cemas banget, tapi Nabi SAW tenang sambil bilang, "Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." (QS. At-Taubah, 9:40). Lalu, Allah kirim keajaiban: sarang laba-laba seketika nenenun di mulut gua, burung merpati bertelur di situ, dan pohon tumbuh menutupi jalan. Para pengejar mikir, "Ah, gak mungkin ada orang masuk sini baru-baru ini." Divine intervention at its best!
- The Chase is On! Meski udah ngumpet, para pengejar tetep nyari. Ada momen pas mereka nyaris ketemu, tapi Allah bikin kaki kuda pemimpin mereka terbenam ke pasir. Close call!
- Guide dari Langit: Mereka punya pemandu khusus, Abdullah bin Uraiqith, yang ahli jalan setapak. Tapi yang bener-bener ngarahin adalah wahyu Allah. GPS jaman now mah kalah!
- Sampai di Quba: Setelah perjalanan sekitar 8 hari yang melelahkan dan penuh ketegangan, mereka akhirnya tiba di pinggiran Madinah, tepatnya di Quba. Disambut hangat banget sama penduduk setempat. Nabi SAW bahkan istirahat beberapa hari di sini dan membangun masjid pertama dalam sejarah Islam – Masjid Quba. Imagine the feels!
Madinah: Bukan Cuma Tempat Baru, Tapi Peradaban Baru!
Sampai di Madinah, bukan cuma "wah, akhirnya aman". Ini awal dari membangun
masyarakat ideal berdasarkan Islam! Lihat aja gebrakannya:
- Piagam Madinah: Kayak konstitusi pertama! Ngatur hubungan semua golongan (Muslim dari berbagai kabilah, Yahudi, dll) secara adil dalam satu kesatuan masyarakat Madinah. Inclusivity dan keadilan hukum jadi prioritas. Founding fathers mana suaranya?
- Masjid Nabawi: Pusat kehidupan. Bukan cuma tempat sholat, tapi juga pusat pemerintahan, pendidikan, sosial, bahkan markas militer. Community hub sejati!
- Ukhuwah Islamiyah: Nabi SAW pairing kaum Muhajirin (yang hijrah dari Mekah) dengan kaum Anshar (penduduk asli Madinah) jadi saudara. Anshar rela bagi harta, rumah, bahkan usaha sama Muhajirin. Ini persaudaraan level ultimate! Kayak yang Allah firmankan: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi..." (QS. Al-Anfal, 8:72).
- Masyarakat Berbasis Ilmu: Nabi SAW langsung fokus bangun pendidikan. Beliau sendiri guru utama. Kajian ilmu agama dan Al-Qur'an berkembang pesat.
Pelajaran Kekinian buat Anak Muda Muslim
Nah, cerita epik ini bukan cuma buat dikenang. Banyak banget values yang
bisa kita adopt di zaman now:
- Berani Move On dari "Toxic": Kaya Nabi SAW ninggalin Mekah yang penuh kemusyrikan dan penindasan, kita juga harus berani move on dari hal-hal yang "toxic" buat iman dan akhlak kita. Bisa jadi lingkungan pertemanan yang negatif, kebiasaan buruk, atau konten-konten yang merusak pikiran. Hijrah hati itu penting! Rasulullah SAW bersabda: "Seorang Muslim adalah orang yang membuat orang lain selamat dari lidah dan tangannya. Dan seorang Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah." (HR. Bukhari). Hijrah itu intinya meninggalkan larangan Allah.
- Tawakal Bukan Pasrah: Nabi dan Abu Bakar usaha maksimal ngumpet, cari pemandu, ngatur rute. Baru setelah usaha maksimal, mereka serahkan sepenuhnya pada Allah. Jadi, pas ujian hidup dateng, usaha dulu maksimal, baru tawakal. Jangan cuma ngarepin mukjizat tanpa usaha!
- Pentingnya Tim yang Solid: Bayangin kalo Nabi SAW sendirian? Susah banget! Dukungan Abu Bakar, pengorbanan Ali, keahlian Abdullah bin Uraiqith, dan sambutan Anshor di Madinah, semua krusial. Miliki squad yang shalih/shaliḥah, saling mendukung dalam kebaikan. Find your ride or die for deen!
- Membangun, Bukan Merusak: Di Madinah, fokusnya membangun peradaban. Jadi anak muda, kita juga harus jadi agen pembangun. Bangun ilmu, bangun akhlak, bangun kontribusi positif buat masyarakat, bangun bisnis yang halal dan bermanfaat. Stop nge-hate, start nge-create!
- Optimis & Sabar: Perjalanan hijrah penuh rintangan dan ketidakpastian. Tapi Nabi SAW selalu tenang dan yakin pada pertolongan Allah. Kita pun harus tetap optimis menghadapi tantangan zaman, sambil bersabar dalam proses. Jangan gampang burnout atau give up.
- Hijrah adalah Proses: Hijrah Nabi bukan titik akhir, tapi awal perjuangan baru yang lebih besar. Hijrah kita juga gak selesai dalam sehari. Perbaikan diri itu proses terus-menerus. One step at a time, yang penting konsisten!
Nah, Gen Z, Gimana Nih? Udah Siap Hijrah?
Kisah hijrah ini bukan dongeng masa lalu. Ini blueprint buat kita hidup
lebih bermakna di zaman yang serba kompleks ini. Mulai dari hijrah
kecil-kecilan:
- Hijrah dari ghibah ke ngobrol yang bermanfaat.
- Hijrah dari scroll tiktok berjam-jam ke tilawah Qur'an 10 menit sehari.
- Hijrah dari nunda-nunda sholat ke disiplin jaga sholat berjamaah/tepat waktu.
- Hijrah dari cuma mikirin diri sendiri ke peduli sekitar.
Refleksi Dulu Yuk!
Apa satu hal "toxic" yang perlu kamu leave behind? Atau satu kebiasaan baik
yang ingin kamu build sebagai bentuk hijrah kecilmu hari ini? Tulis di
komentar bawah, atau bagi resolusi hijrah kamu ke story medsos, tag
temen-temenmu biar pada terinspirasi! Let's make hijrah cool again!
Share artikel ini ke teman-temanmu kalau bermanfaat, siapa tau jadi trigger
kebaikan buat mereka juga! 😉✨
Posting Komentar