Idul Adha udah di depan mata! Selain jadi momen buat kumpul bareng keluarga dan nyicipin sate kambing, Idul Adha sebenarnya punya makna yang jauh lebih dalam. Ini bukan cuma soal kurban dan daging, tapi juga soal keikhlasan — menyerahkan apa yang kita cinta demi ridha Allah. Gimana caranya biar kita bisa menyambut Idul Adha dengan hati yang ikhlas, tanpa drama dan pamer? Cek kiat-kiat di bawah ini!
1. Kenali Makna Kurban Bukan Cuma Soal Daging
Allah nggak butuh daging atau darah hewan kurban kita. Yang Allah mau? Ketakwaan dan keikhlasan.
Artinya: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya..." (QS. Al-Hajj: 37)
Jadi, yuk upgrade niat! Kurban itu tentang pengorbanan dan totalitas dalam menyerahkan diri kepada Allah. Mulai dari nabung buat beli hewan kurban, sampai rela berbagi dengan sesama yang butuh.
2. Luruskan Niat, Jangan Biarin Ego Ikut Campur
Kadang niat kita bisa ke-distract sama hal duniawi: "Biar dibilang dermawan", "Biar masuk InstaStory tetangga", atau "Biar keliatan paling niat". Nah, ini nih yang harus kita reset.
Ingat kata Rasulullah ﷺ:
"Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya..." (HR. Bukhari dan Muslim)
Kalau dari awal niatnya udah bener, insyaAllah semua yang kita lakuin jadi ibadah.
3. Siap Berbagi, Gak Cuma Daging Kurban
Idul Adha juga momen yang pas banget buat berbagi, gak harus nunggu jadi shohibul qurban kok. Bisa dengan bantu distribusi daging, jadi panitia masjid, atau sekadar bantu orang tua masak di dapur.
Pahala berbagi itu besar, apalagi di hari-hari spesial kayak gini.
"Siapa yang memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka dia mendapat pahala seperti orang itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun." (HR. Tirmidzi)
Gimana kalau kita kasih makan saudara sesama dari hasil kurban? Dapet dua pahala tuh, mantap gak?
4. Syukuri, Bukan Pamerin
Pas daging kurban udah ditangan, jangan buru-buru upload ke medsos. Tahan diri buat gak jadiin kurban ajang eksistensi. Yang penting, gimana caranya hati kita makin bersih dan makin deket sama Allah.
Pamer tuh racun ikhlas. Alih-alih pamer, mending syukurin dan doakan orang lain bisa berkurban juga tahun depan.
5. Refleksi Diri dari Kisah Nabi Ibrahim
Yuk throwback ke kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Mereka rela banget nurutin perintah Allah, bahkan yang seberat nyerahin anak sendiri. Dari situ kita belajar kalau cinta kepada Allah harus di atas segalanya.
"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata." (QS. Ash-Shaffat: 106)
Jadi pas kita ngerasa berat buat berkorban — entah waktu, tenaga, atau uang — ingat kisah mereka. Itu bakal bikin kita lebih ringan dan ikhlas.
Penutup: Ikhlas Itu Proses, Bukan Instan
Menyambut Idul Adha dengan hati yang ikhlas bukan hal yang instan, tapi proses. Yang penting, kita terus berusaha untuk memperbaiki niat dan memaknai kurban lebih dari sekadar rutinitas tahunan. Yuk, rayakan Idul Adha bukan cuma dengan daging dan pesta, tapi juga dengan hati yang tulus, penuh syukur, dan semangat berbagi.
Selamat menyambut Idul Adha! Semoga kita semua bisa jadi pribadi yang lebih taat dan ikhlas.
🐑🕌
Posting Komentar