Sejarah Awal Mula Berdirinya Nahdlatul Ulama di Indonesia secara singkat

Sejarah Awal Mula Berdirinya Nahdlatul Ulama di Indonesia secara singkat

Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang memiliki anggota sekitar 90 juta orang. NU didirikan pada 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H di Surabaya, Jawa Timur, oleh KH Hasyim Asy'ari, kakek dari mantan Presiden Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

NU merupakan organisasi yang mewakili Islam tradisional, yang mengikuti salah satu dari empat mazhab Sunni, yaitu mazhab Syafi'i. NU juga dikenal sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, kebudayaan, dan toleransi.

Latar Belakang Berdirinya NU


NU lahir dari latar belakang sosial, politik, dan keagamaan yang berkembang di Indonesia pada awal abad ke-20. Pada masa itu, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda, yang melakukan berbagai kebijakan diskriminatif dan eksploitatif terhadap rakyat Indonesia. Selain itu, Indonesia juga menghadapi tantangan dari gerakan-gerakan reformis Islam, yang berasal dari Timur Tengah dan India, yang ingin melakukan pembaruan dalam ajaran dan praktik Islam.


Gerakan-gerakan reformis Islam ini, seperti Muhammadiyah dan Sarekat Islam, menolak tradisi-tradisi Islam yang dianggap bid'ah, seperti tahlilan, ziarah kubur, dan penghormatan kepada para wali. Mereka juga menentang penggunaan mazhab sebagai rujukan hukum Islam, dan lebih mengutamakan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama.

Gerakan-gerakan reformis Islam ini mendapat dukungan dari kalangan intelektual, kaum muda, dan golongan menengah perkotaan, yang menginginkan perubahan sosial dan politik di Indonesia.

Namun, gerakan-gerakan reformis Islam ini juga menimbulkan reaksi dari kalangan ulama tradisional, yang merasa ajaran dan tradisi Islam yang mereka anut dan wariskan selama berabad-abad diserang dan diremehkan.

Ulama tradisional ini, yang berasal dari pesantren-pesantren di Jawa Timur dan Jawa Tengah, merasa perlu membela dan menjaga ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yang mengikuti salah satu dari empat mazhab Sunni, yaitu mazhab Syafi'i. Ulama tradisional ini, yang dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Syansuri, kemudian membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama, yang artinya Kebangkitan Ulama.

Tujuan dan Perkembangan NU


Tujuan utama berdirinya NU adalah untuk mempertahankan dan menyebarluaskan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yang mengikuti mazhab Syafi'i, serta untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian umat Islam di Indonesia. Untuk mencapai tujuan ini, NU melakukan berbagai kegiatan, seperti:

  1. Mendirikan dan mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah, pesantren, dan universitas.
  2. Membangun dan merawat fasilitas-fasilitas ibadah, seperti masjid, langgar, dan makam.
  3. Menyelenggarakan dan menghidupkan tradisi-tradisi keagamaan, seperti tahlilan, haul, dan ziarah kubur.
  4. Memberikan bantuan sosial dan ekonomi kepada fakir miskin, yatim piatu, dan dhuafa.
  5. Mengeluarkan fatwa-fatwa hukum Islam yang sesuai dengan mazhab Syafi'i.
  6. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan organisasi-organisasi Islam lainnya, baik di dalam maupun luar negeri.

NU juga tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi politik di Indonesia. NU turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang.

NU juga ikut berkontribusi dalam pembentukan negara Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. NU juga aktif dalam menghadapi berbagai tantangan dan konflik yang muncul di Indonesia, seperti komunisme, separatisme, terorisme, radikalisme, dan intoleransi.

NU terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. NU memiliki berbagai badan otonom, lembaga, dan sayap organisasi, yang menangani berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, politik, hukum, kesehatan, seni, budaya, olahraga, pemuda, wanita, dan lain-lain.

NU juga memiliki jaringan yang luas, yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, dan bahkan mancanegara. NU juga terus berupaya untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai keislaman, kebangsaan, kebudayaan, dan kemanusiaan, yang menjadi ciri khas dan kekuatan organisasi ini.

Kesimpulan


Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia, yang didirikan pada 31 Januari 1926 oleh KH Hasyim Asy'ari dan ulama tradisional lainnya. NU merupakan organisasi yang mewakili Islam Ahlussunnah wal Jamaah, yang mengikuti mazhab Syafi'i.

NU juga merupakan organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, kebudayaan, dan toleransi. NU telah berperan aktif dalam berbagai bidang kehidupan, baik agama, pendidikan, sosial, ekonomi, maupun politik. NU terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta terus berupaya untuk menjaga dan memperkuat identitas dan arah organisasinya.

Posting Komentar

"Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, mari kita budayakan bertutur kata yang baik dan saling menghormati. Mohon maaf bila komentar Anda yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan saya hapus. Bila Anda ingin memberikan saran, kritik, masukan yang membangun, dan memberikan tambahan materi bila ada kekurangan pada artikel yang sedang dibahas dengan senang hati saya persilakan, terima kasih."