Andai Kita di Zaman Para Nabi ! Dimana Kau Berpihak ?

Kisah para nabi banyak diceritakan di dalam alqur’an, saya disini tidak akan bercerita panjang, hanya mengandai andai jika saja kita berada di zaman para nabi. Di mana kau berpihak ? Membela nabi ALLAH ataukah membela musuh ALLAH?. Mungkin mudah bagi kita sekarang dengan enteng menjawab membela agama ALLAH, tapi TIDAK jika kita berada di zaman itu. Ada dua cerita dalam artikel kali ini andai kita di zaman nabi musa a.s dan andai kita di zaman nabi ibrahim a.s di antara burung pipit dan cicak, di mana saat itu beliau sedang menghadapi hukuman di bakar dengan api dari penguasa.

Kisah Nabi Musa dan Fir’aun

Kisah pertama adalah kisah antara nabi Musa a.s dan Raja fir’aun. Alkisah ada seorang ustadz yang sedang berceramah bertanya pada jama’ahnya:

Ustadz bertanya kepada jama’ahnya,

Ustadz : “Andai kita hidup pada zaman Fir’aun, kira-kira kita jadi pengikut siapa, Fir’aun atau Nabi Musa ?”

Jama’ah : “Musaaaaa.” (Jawab jama’ah dengan kompak).

Ustadz: “Yakiiin ?”

Jama’ah: “Yakiiiiiin…..”

Ustadz : Tapi yang membangun kota Mesir…., Fir’aun. Yang bangun infrastruktur juga dia. Yang bangun piramida…., Fir’aun. Yang paling kaya…., Fir’aun. Yang punya bala tentara banyak dan kuat…., Fir’aun. Yang punya banyak pengikut….., Fir’aun. Yang bisa memberi perlindungan dan jaminan……, Fir’aun. Yang Berkuasa……., Fir’aun. Yang bisa menyediakan makanan Dan minuman…….., Fir’aun. Yang bisa adakan hiburan……., Fir’aun. Yang bisa buat pusat perbelanjaan…….., Fir’aun. Bahkan jika teknologinya sudah ada mungkin Kartu Mesir Sehat dan Kartu Mesir Pintar juga dibuatnya.”

Sementara Nabi Musa……, siapa dia ???. Hanya seorang penggembala kambing. Bicara saja tidak fasih alias cadel (akibat pernah memakan bara api diwaktu bayi). Hanya memiliki sebatang tongkat butut

Masih yakin mau ikut Nabi Musa……..???. Tanya Ustadz sekali lagi.

Jamaah terdiam…

 

Ustadz : “Kerjaan Nabi Musa hanya sebagai penjaga kambing, tiba-tiba mau mengajak kita menyeberangi lautan,,, tanpa memakai sampan, tanpa perahu, tanpa kapal. Apakah yakin kita mau ikut Nabi Musa ????”

Tak satupun jama’ah berani menjawab, semua tertunduk, diam seribu bahasa.

Ustadz : Betapa sesungguhnya manusia zaman Firaun dan zaman sekarang, tidak Ada bedanya. Di Zaman sekarang ini, mayoritas semua tergila-gila pada harta, wanita, pangkat, jabatan, pujian, rayuan. Al Wahn (cinta keduniawian).


Sungguh……, Fir’aun itu akan tetap ada hingga akhir zaman. Hanya saja berubah wajah Dan bentuknya…., juga namanya. Namun secara hakikat dia akan terus ada. Sebab sejarah akan berulang, dan kita harus tetap yakin seyakinnya biidznillah Fir’aun dikalahkan oleh Musa karena Kuasa ALLAH Azza Wa Jalla…

Siapapun yang akan terpilih itu sudah menjadi takdir/sudah tertulis di Lauhul Mahfudz, tetapi Allah akan mencatat dimana kita berpihak…..

Kisah Cicak dan Burung Pipit…..

hikmah cerita cicak dan burung pipit | dimana kau berpihak
Sumber : satriadharma.com

Dahulu saat Nabi Ibrahim Alaihi Salam dibakar oleh Raja Namrud, datanglah burung pipit yang bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam.

Cicak yang melihatnya tertawa…..: “Hai pipit……..!, bodohnya yang kau lakukan itu. Paruhmu yang kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu…..???.

Burung pipit pun menjawab : “Wahai cicak……, memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yang besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizholimi, Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak, tetapi Allah akan melihat dimana aku berpihak……”.

Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam agar cepat membesar.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi ibrahim Alaihi Salam, tetapi Allah melihat dimana Cicak berpihak.


Hikayat ini terjadi sekarang….., dan akan terus berulang Saat Al-Qur’an dinistakan, suara Azan dipermasalahkan, bendera tauhid dibakar dan pembela Agama dikriminalisasi.


Lalu Dimana Kau Berpihak

Andai saja kita berada di zaman nabi tersebut. kira kira dimana kau berpihak.? dibarisan para nabi yang mana adalah utusan ALLAH yang menyampaikan kebenaran dan membawa wahyu, walaupun tampil sebagai orang biasa dan diremehkan, juga bukanlah penguasa. Atau engkau akan berpihak pada raja fir’aun atau namrud yang memang penguasa memiliki segalanya harta, tahta, jabatan, kedudukan, wanita.

Aku bertanya padamu sahabat : Dimanakah kau berpihak……?????. Memang….., Pilihanmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah…, Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak. Berada di Barisan mana dirimu….., Siapa yang kamu dukung…., Siapa yang kamu pilih untuk jadi pemimpin….?

ingat……, pilihanmu akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat nanti…..

Kesimpulan

  • Artikel ini tidak menyudutkan atau membela siapapun, ataupun menyinggung atau menyuruh untuk melawan pemerintah, ataupun untuk memilih calon manapun. Kita tahu sebentar lagi pilkada. Dan saya penulis tidak ada hubungan apa-apa dengan calon manapun.
  • Sungguh kita berada di zaman yang serba terbalik, kebenaran di buat seolah sesuatu yang salah, sedangkan sesuatu yang salah di buat dan di stigma seolah – olah merupakan kebenaran dengan berbagai cara salah satunya dengan cara brainwash menggunakan media massa dan media sosial.
  • Standart kebenaran adalah ALLAH dan rosulnya bukan penguasa ataupun pemilik cuan.
  • Kenalilah kebenaran itu lalu gigitlah dengan gigi geraham, jangan mudah terpengaruh oleh berbagai propaganda.
  • ALLAH akan mencatat dimana kamu berpihak dan PASTI nanti di yaumul hisab kita akan dimintai pertanggung jawaban atas keberpihakan kita.

Posting Komentar

"Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, mari kita budayakan bertutur kata yang baik dan saling menghormati. Mohon maaf bila komentar Anda yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan saya hapus. Bila Anda ingin memberikan saran, kritik, masukan yang membangun, dan memberikan tambahan materi bila ada kekurangan pada artikel yang sedang dibahas dengan senang hati saya persilakan, terima kasih."