2 Jenis Orang Yang Menolak Pembagian Tauhid

Di artikel ini saya akan menjelaskan 2 jenis orang yang menolak pembagian tauhid. Nah di artikel lalu telah kita bahas asal usul pembagian tauhid, jadi intinya adalah pembagian tauhid itu bukan hal baru didalam agama. Hal ini hanya untuk tujuan pendidikan, agar orang lebih mudah mempelajari tauhid. Untuk lebih jelasnya silahkan baca dulu artikel tersebut.

jadi ada 2 jenis arah penolakan yang dilakukan oleh manusia terkait masalah pembagian tauhid.

1. Mengingkari Pembagian Tauhid

Pertama ada orang yang mengingkari pembagian tauhid, ada yang mengingkari saya nggak percaya dengan pembagian ini, enggak mau saya apalagi tauhid dibagi tiga itu kayak Trinitas. Gaya aqidah Trinitas yang membagi Tuhan jadi 3, Jadi, ini adalah tuduhan ngawur, jadi tidak perlu kita gubris.

Intinya ada diantara mereka yang mengingkari pembagian tauhid itu dengan alasan ini adalah pembagian yang Bid’ah tidak pernah ada di masa sahabat dan bahkan itu mendekati aqidah Trinitas dan pertama kali yang dituduh membuatnya adalah Ibnu Taimiyah dan kita juga enggak tahu buktinya mana ilmu Taimiyah menyebutkan tauhid Ada tiga. Rububiyah Uluhiyyah dan asma’ wa shifat karena pernyataan Ibnu Taimiyah bukan demikian.

Bantahan

Pertama kami ingin mengajak anda untuk mengakui pembagian tauhid ini sebagaimana kita mengakui dalam salat itu ada rukun ada wajib ada sunnah. dan sebelumnya ada syarat.

Kita mengakui itu, ada nggak yang menolak rukun salat?

Anda yakin rukun shalat Ada. ?

Anda yakin wajib salat ada.?

Syarat salat ada misalnya bersuci.?

Lho anda kok bisa tahu ini ada syarat, ini rukun ini wajib..? Ya dari penjelasan ulama, Alhamdulillah Anda mengakui dan itu mereka lakukan Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam proses pendidikan. Padahal tidak ada dalil spesifik yang membagi ini rukun, wajib, sunnah, syarat.

Hal serupa dalam ranah aqidah. Agar orang tahu sebuah bangunan maka dia perlu tahu apa unsur bangunan. Ini pondasi, Ini Tiang, ini tembok, ini dinding, ini sekat, ini dinding luar, ini dinding dalam, ini dak. Orang akan bisa mengenal sebuah rumah kalau dia kenal unsur-unsurnya.

makanya sesuatu itu akan bisa dipelajari Lebih Detail kalau orangnya tahu unsurnya, sehingga Kami menganggap bahwa pembahasan kita untuk kelompok pertama orang yang mengingkari tauhid sudah selesai. Yang menolak pembagian tauhid ini adalah kelompok yang nggak bener karena pembagian tauhid itu jelas ada ngapain diingkari.

2. Yang Melakukan Pembagian Tauhid Kelebihan

Yang kedua ada yang melakukan pembagian tauhid melebihkan pembagian karena semangat tertentu karena tujuan tertentu. Yang saya maksud adalah ada orang yang menambah pembagian tauhid dengan Tauhid hukum, tauhid hukmiyah atau mulkiyah, maka tauhid itu ada empat Tauhid rububiyah uluhiyah asma wa sifat dan hukmiyah atau mulkiah dengan penekanan pada tauhid hukmi atau mulkiah dengan dikasih semangat pokoknya semua hukum itu harus kembali kepada Allah.

Kalimat itu tidak salah tapi ternyata dipakai untuk menyerang yang lain, nah dipakai untuk menyerang yang lain itulah yang menjadi masalah besar di masyarakat.

Sehingga untuk pembagian tauhid ada yang mengingkari dia nggak mau, dia juga menolak pembagian tauhid. Tauhid itu pokoknya dibuat utuh seperti ini. Akhirnya, dia sendiri kebingungan dalam belajar tauhid.

Sesuatu dianggap sebagai bagian dari tauhid yang pada asalnya bukan bagian dari tauhid, sebaliknya pelanggaran tauhid dia tidak anggap sebagai pelanggaran tauhid.

Di saat yang sama ada orang yang ekstrim membagi tauhid karena semangat tertentu dan pembagian ini kelebihan, yang saya maksud adalah tauhid hukmiyah dan mulkiah

Kesimpulan

Baik golongan yang mengingkari maupun yang kelebihan adalah pendapat yang nggak tepat, para ulama membagi tauhid adalah untuk mempermudah memahami tauhid secara utuh, ibarat kita mau memahami sebuah bangunan maka kita harus mengetahui unsur unsur bangunan tersebut.

Sedangkan orang yang memasukkan dalam tauhid padahal bukan bagian dari tauhid untuk tujuan tertentu, adalah kebablasan melampaui batas.

Artikel ini adalah ringkasan dari kajian ustadz Ammi Nur Baits, ST., BA kajian lengkap bisa sobat tonton di link ini.

Makanya kita dituntuk untuk selalu belajar agar bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Di artikel selanjutnya akan kita bahas lebih dalam macam macam pembagian tauhid. Nantikan….

1 komentar

"Berkomentarlah dengan bijak dan sopan, mari kita budayakan bertutur kata yang baik dan saling menghormati. Mohon maaf bila komentar Anda yang tidak memenuhi kriteria tersebut akan saya hapus. Bila Anda ingin memberikan saran, kritik, masukan yang membangun, dan memberikan tambahan materi bila ada kekurangan pada artikel yang sedang dibahas dengan senang hati saya persilakan, terima kasih."